Me, Myself, & I

Foto saya
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Do the best for the progress

Sabtu, 03 Juli 2010

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan /kondisi financial perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca memperlihatkan keseimbangan PDA yaitu harta = hutang + modal. Ada dua format penyajian neraca, Yakni:
1. Skontro
Formatnya berbentuk T atau dikenal sebelah menyebelah. Sisi kiri diisi laporan Harta sedangkan Sisi kanan diisi laporan Hutang dan Modal. Total harta harus seimbang dengan jumlah dari total hutang dan total modal sehingga sisi kiri dan kanan seimbang.
2. Stafel
Format ini dikenal pula Format report. Dilaporkan dari atas ke bawah mengenai harta, hutang, dan modal. Total harta harus sama dengan total dari hutang dan modal. Dalam MYOB, laporan Reportnya harta - hutang = modal, tetap sama.
Nah, bagaimana pelaporan Harta? Hutang? Modal?
HARTA
Harta dilaporkan berdasarkan likuiditasnya yakni mudah tidaknya untuk segera diuangkan.
1. Harta Lancar, misalnya : Kas Kecil, Kas di Bank, Surat Berharga(investasi jangka pendek), Persediaan Bahan Baku, Persediaan Bahan Pembantu, Persediaan Barang Jadi, Persediaan Barang Dagangan, Piutang Wesel, Piutang Dagang, Piutang Non Dagang, dan Perlengkapan.
2. Investasi Jangka Panjang, misalnya : Investasi dalam Saham Preferen, Investasi Dalam Saham Biasa, Investasi Dalam Obligasi, dan Deposito di bank.
3. Harta Tetap, misalnya : Peralatan, Kendaraan, Mesin-mesin, Bangunan/Gedung, dan Tanah. Disajikan harga perolehannya kemudian dikurangi akumulasi akun kontranya sehingga nampak Nilai Bukunya. Harta Tetap selalu dilaporkan sebesar Nilai Bukunya. Jangan Lupa adanya penyesuaian atas penyusutan aktiva tetap.
4. Harta Tak berwujud, misalnya : Goodwill, Hak Paten, Merk Dagang, Franchise, dan Copy Rights. Disajikan sesuai saldo per tanggal akhir periode yaitu setelah adanya amortisasi secara langsung terhadap harta ini melalui penyesuaian.
5. Harta Lain, misalnya : Gedung dalam Pembangunan, Mesin atau Peralatan dalam perakitan.
HUTANG
Hutang disajikan dalam Neraca sesuai termin atau tanggal jatuh temponya. Jika pelunasan hutang tersebut kurang dari 1 periode akuntansi, disebut hutang lancar. Jika pelunasannya lebih dari 1 periode akuntansi, disebut hutang jangka panjang.
1. Hutang Lancar(Jangka Pendek), misalnya : Hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, dan hutang non dagang. Dalam koperasi ada Simpanan Sukarela, Dana pembangunan daerah kerja(PDK), Dana sosial, Dana pendidikan koperasi, Dana kesejahteraan pegawai, Dana pembangunan daerah kerja dan juga Jasa Anggota dan Jasa Simpanan jika belum dibayarkan.
2. Hutang jangka Panjang, misalnya : Hutang Hipotik, Hutang Obligasi
MODAL
Sesuai Laporan Perubahan Modal yang telah dipelajari sebelumnya, modal setiap perusahaan berbeda-beda, sesuai bentuknya.
• Perseorangan
1. Modal Pemilik, dilaporkan Modal Akhirnya. Saldo Akhir Modal diperoleh dari perhitungan pada Laporan Perubahan modal.
• Firma dan komanditer
1. Modal setiap Sekutu, dilaporkan Modal Akhirnya pula. Saldo Akhir Modal untuk setiap sekutu diperoleh dari perhitungan pada Laporan Perubahan Modal.
• Koperasi
1. Simpanan Pokok, dilaporkan Saldo Akhir pada perhitungan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Simpanan Pokok sebagai setoran modal awal saat masuk sebagai anggota koperasi. Berkurang jika anggota keluar.
2. Simpanan Wajib, dilaporkan Saldo Akhirnya. Simpanan Wajib sebagai setoran modal yang wajib dibayarkan pada tanggal yang telah ditentukan oleh setiap angoota koperasi. Berkurang jika anggota keluar.
3. Dana Cadangan, dilaporkan Saldo Akhirnya. Modal ini diperoleh dari laba yang telah diperoleh koperasi sesuai prosentase yang telah ditetapkan dalam RAT(Rapat Anggota Tahunan).
4. SHU Tak Dibagi, dilaporkan Saldo Akhir pada perhitungan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Biasanya SHU tidak dibagikan karena dalam nominal receh atau koma-koma sehingga saldo yang relatif kecil ini tidak dapat dibagikan dan digunakan sebagai modal koperasi. Berkurang jika koperasi merugi.
5. Modal Donasi. Koperasi biasanya memperoleh hibah atau donasi, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Berkurang jika koperasi mengalami kerugian terus menerus/dalam jumlah yang besar dan saldonya cenderung tetap sepanjang tidak ada donasi yang diterima lagi.
• PT
1. Modal Saham, dilaporkan Saldo Akhir pada Buku besar per tanggal akhir periode. Saldonya akan selalu tetap sepanjang tidak ada emisi saham(menerbitkan Saham kepada masyarakat lagi).
2. Agio, dilaporkan Saldo Akhir pada Buku besar per tanggal akhir periode yaitu setelah adanya amortisasi agio hingga tgl akhir periode melalui penyesuaian.
3. Disagio, dilaporkan Saldo Akhir pada Buku besar per tanggal akhir periode yaitu setelah adanya amortisasi disagio hingga tgl akhir periode melalui penyesuaian.
4. Laba Ditahan, dilaporkan saldo akhirnya. Saldo Akhir Laba Ditahan diperoleh dari perhitungan pada Laporan Perubahan Laba Ditahan.

Jumat, 02 Juli 2010

Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal menginformasikan perubahan saldo modal berupa kenaikan atau penurunan sebagai akibat dari laba atau rugi, dan tambahan atau pengurangan modal oleh pemilik modal.
Jika dalam Laporan Rugi/Laba yang membedakan ialah jenis perusahaannya(jasa, dagang, manufaktur), dalam Laporan Perubahan Modal yang membedakan ialah bentuk perusahaannya(Po, Fa, CV, PT, Koperasi).
Mengenai modal, akan dikupas dalam akuntansi intermediate, yaitu akuntansi modal. Sekarang yang penting mengetahui sebab-sebab saldo modal berubah.
1. Perseorangan (Po)
Perusahaan ini hanya dimiliki aleh satu orang saja sehingga modalnya hanya modal si pemilik, dalam akun Modal (nama pemilik).

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Prive berarti pengambilan pribadi oleh pemilik. Dalam Po, prive bersaldo normal Debit sebagai akun kontra Modal Pemilik.

2. Firma(Fa) dan Persekutuan komanditer(CV)
Perusahaan ini minimal didirikan oleh 2 orang. Perbedaan antara Fa dan CV ialah dalam Fa, semua pemilik modal secara aktif sebagai manajemen perusahaan, sementara CV dimiliki oleh sekutu aktif yang bertindak sebagai manajemen dan sekutu pasif yang hanya menyetor modal. Sekutu aktif awalnya bisa saja tanpa modal dan hanya mengandalkan skill managerial yang dimilikinya, kemudian baru akan mempunyai modal setelah pembagian modal atas laba yang diperoleh. Nah, karena pemiliknya lebih dari satu, untuk membedakan modal antar pemilik, nama akunnya pun sesuai nama pemilik, yakni Modal (nama pemilik pertama), Modal (nama pemilik kedua), dst. Format laporan keduanya sama.

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Prive berarti pengambilan pribadi oleh setiap pemilik sehingga bersaldo debit. Selain itu, Prive dalam Fa memiliki fungsi khusus yakni sebagai pos alokasi adanya laba sehingga bersaldo kredit. Setelah itu, prive akan dialokasikan pada modal (atau dianggap setoran pemilik) boleh pula dialokasikan per kas (atau dianggap pengambilan pemilik) bergantung pada pemiliknya.

3. Perseroan Terbatas(PT)
Modal PT terdiri atas Saham-saham yang ditempatkan kepada para pemegang saham. Jumlah modal yang ditempatkan nilai nominalnya akan selalu tetap namun harga jualnya bergantung pada kurs. Jika di bawah 100% akan rugi dengan akun Disagio. Jika di atas 100% akan laba dengan akun Agio (dengan catatan biaya penjualan lebih rendah). Ada 2 jenis saham yaitu saham biasa dan saham preferen.
Modal Saham tidak akan berubah saldonya sepanjang tidak melakukan emisi saham dan laba tak akan ada pengaruhnya. Yang dilaporkan ialah perubahan pada laba ditahan, yakni akun untuk mencatat akumulasi laba dan rugi, karena akun Modal Saham tidak akan berubah saldonya jikia tidak menerbitkan saham lagi. Akun agio dan disagio hanya akan muncul di neraca. Perubahan kedua akun ini tidak perlu dilaporkan dalam Laporan Perubahan Modal.

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:



4. Koperasi
Modal Koperasi akan berubah sesuai bagan di bawah ini:

Bagan di atas akan diparafrasekan ke dalam laporan perubahan modal dengan format:

Ada istilah khusus untuk adanya laba atau rugi yakni Sisa Hasil Usaha(SHU). SHU bernilai positif jika laba, dan bernilai negatif jika rugi. SHU dialokasikan untuk 2 akun modal saja, yakni Dana Cadangan untuk penambahan modal, dan SHU Tak Dibagi karena adanya angka-angka unik sehingga sulit dibagikan.
Simpanan Pokok sebagai setoran modal saat masuk sebagai anggota. Simpanan Wajib sebagai setoran modal pada tanggal yang telah ditentukan. Karena anggota koperasi banyak sekali, sehingga dibuat buku pembantu untuk merinci data setiap anggota. Berkurangnya Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib karena keluarnya anggota. Koperasi biasa mendapat modal donasi atau hibah dari pemerintah karena koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi Negara yang merupakan kumpulan orang bukan kumpulan MODAL. Biasanya justru perusahaan yang memberikan donasi kepada masyarakat. Selain sebagai sarana promosi juga sebagai ladang amal.

Laporan Rugi/Laba


Menyelesaikan laporan keuangan merupakan tahapan proses reporting. Laporan pertama adalah Laporan Rugi/Laba atau Laporan Laba/Rugi. Laporan ini menginformasikan penandingan antara pendapatan dan beban yang akan menghasilkan sisa berupa laba/rugi. Dalam koperasi, disebut Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha.
Secara sederhana, dalam laporan ini yang terkait ialah akun-akun nominal. Untuk formatnya, ada 2 yaitu:
1.      Single Step
Semua pendapatan dijadikan satu dan semua beban dijadikan satu. Setelah itu antara pendapatan dan beban, dicari selisihnya. Disebut single step karena langkah perhitungannya hanyalah satu tahap, yaitu menyelisihkan total seluruh pendapatan dengan total seluruh beban tanpa melihat apakah dari usaha atau dari luar usaha. Meskipun sangat sederhana dan mudah disusun, format ini jarang digunakan karena informasi yang dilaporkan kurang lengkap. Biasanya hanya pada perusahaan jasa.
2.      Multiple Step
Format ini sering dipakai karena mengklasifikasikan perhitungannya menjadi beberapa tahapan sehingga informasi yang disajikan lengkap. Tahapan dimulai dari menghitung pendapatan bersih usaha, menghitung HPP(nanti akan diuraikan), menghitung laba kotor usaha, menghitung beban bagian penjualan, menghitung beban bagian administrasi dan umum, menghitung laba usaha(laba operasi), menghitung pendapatan di luar usaha, menghitung beban di luar usaha, menghitung laba sebelum pajak atau rugi usaha jika terjadi, menghitung pajaknya jika laba, dan terakhir menghitung besar laba setelah pajak penghasilan badan. Aspek detail yang dilaporkan membuat format ini lebih lengkap daripada single step meskipun bertahap-tahap.
Pembuatan laporan ini bisa dibantu dengan neraca lajur. Apalagi dalam neraca lajur ada kolom khusus Ikhtisar Rugi/Laba beserta laba/rugi yang diperoleh. Namun bisa juga diambil dari NSD(Neraca Saldo Disesuaikan) karena sifat neraca lajur yang opsional. Saya menyarankan tetap menggunakan neraca lajur karena jika ada cara yang lebih mudah kenapa tidak digunakan?
Prosesnya mudah, yaitu :
1.      Memahami klasifikasi dan tahapan yang akan dilakukan. Klasifikasi bisa dilihat berdasarkan Nomor Akun. Tahapan perlu diingat-ingat sesuai jenis formatnya apakah single atau multiple.
2.      Menyalin data dari neraca lajur pada setiap tahapan sesuai klasifikasinya. Data di sini berarti nama akun dan saldonya. Pada setiap tahap diberi keterangan judul dan keterangan jumlah untuk mengklasifikasikan tahapannya.
3.      Hitung sesuai tahapan, bukan seperti di neraca lajur karena ada penambahan dan pengurangan di setiap tahap.
Apa yang akan ditulis?
Sesuai akun yang dimiliki perusahaan, karena laporan ini disusun berdasarkan akun-akun nominal. Nah, laporan  rugi laba hanya menunjukkan laba atau rugi yang terjadi pada periode ybs. bukan akumulasi aktivitas dari awal perusahaan berdiri. Sebelum menyusun laporan ini, data-datanya diharapkan sudah benar sehingga bisa dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itulah, betapa pentingnya ayat jurnal penyesuaian dan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.
Pada perusahaan jasa ada akun Pendapatan jasa, pada perusahaan dagang dan manufaktur ada akun penjualan yang merupakan akun pendapatan usaha. Dengan single ataupun multiple disajikan saldo nettonya.
Pada perusahaan jasa tidak ada penjualan barang dagangan, sehingga tidak ada perhitungan harga pokok penjualan atau HPP. Namun, perusahaan dagang jelas ada perhitungannya. Sistem perpetual boleh tanpa perhitungan & langsung ditulis berapa HPP-nya. Perusahaan manufaktur lebih mendetail dalam perhitungan HPP, dihitung pula Harga pokok produksi dari biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Biaya Lain Pabrik yang dikenal BOP( biaya overhead pabrik).
Ok, sekarang langsung ke single step yang hanya cocok pada perusahaan jasa dengan asumsi laba.

Nah, sekarang yang multiple step. Dengan asumsi laba.
1.      Perusahaan Jasa

2.      Perusahaan Dagang

3.      Untuk Manufaktur

Laporan rugi/laba memiliki hubungan dengan laporan Perubahan Modal, yakni laba  setelah pajak atau rugi usaha dari laporan rugi/laba akan disalin ke dalam laporan perubahan modal.

Kamis, 01 Juli 2010

Laba VS Rugi

Laba atau Rugi dihitung dari Penandingan antara pendapatan dan beban.
Laba terjadi jikalau pendapatan > beban.
Rugi terjadi jikalau pendapatan < beban. Untuk menghasilkan laba tentunya omzet/pendapatan harus selalu ditingkatkan dengan berbagai cara yang benar. Sedangkan biaya untuk menghasilkan omzet tersebut(beban) harus ditekan seefisien mungkin tanpa mengabaikan kualitas/mutu. Untuk menambah pendapatan, selain dari usaha pokok bisa dari pendapatan di luar usaha yaitu investasi, dengan catatan ada dana yang menganggur atau sedang tidak digunakan. Investasi tak hanya pada saham atau obligasi, bisa juga dari harta tetap yang dimiliki perusahaan. Walau tujuan utama harta tetap bukan untuk dijual, namun kalau bisa memiliki usia ekonomis yang lama, nilai estetika yang tinggi, dan tidak mudah rusak. Jika akan diganti dengan yang baru masih bisa dijual di atas nilai bukunya, sehingga akan diperoleh laba penjualan. Investasi pada saham dan obligasi memiliki resiko tinggi namun hasilnya lumayan besar. Deviden sebagai pendapatan dari investasi saham dan bunga sebagai pendapatan dari investasi obligasi masih akan bertambah dengan adanya laba penjualan keduanya, jika kurs saat menjual lebih tinggi daripada kurs saat membeli. Untuk mengurangi biaya produksi, sesuai bidang kegiatan dari usaha masing-masing selalu mengikuti perkembangan IPTEK masing-masing. Karena akan ada informasi dan teknologi baru yang bisa mengurangi pengeluaran selama ini. Hal yang sangat tidak diharapkan adalah gulung tikar alias bangkrut alias merugi. Adakah perusahaan yang mau rugi???? Pertanyaan retoris ini tak usah dijawab, pasti tak ada yang mau rugi. Kita punya prinsip going concern dimana perusahaan akan selalu untung dan tak akan ditutup atau akan Jaya Selalu. Namun, kadangkala ada perusahaan yang main-main dengan laporan keuangannya sehingga menunjukkan suatu kerugian walaupun sebenarnya laba. Akuntansi memiliki prinsip kejujuran dan objektivitas sehingga ilmu hitam ini tak boleh diikuti. Karena akan merugikan berbagai pihak jika ditelusuri lebih lanjut. Kecuali sekali jika perusahaan memang rugi. Perlu strategi baru agar tetap eksis atau going concern. Perusahaan hendaknya tidak mengabaikan tempat ia berada dan masyarakat di sekitarnya. Jika mencari tenaga kerja bisa dari daerah sekitar, dan jika memperoleh untung/laba jangan lupa pajaknya, demi kepentingan bersama. Pajak merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan yang memperoleh keuntungan. Pungutan kepada kas Negara ini akan digunakan dalam Membangun Negara yang Lebih Baik. Kontraprestasinya memang tidak langsung dirasakan, namun coba renungilah: Siapa yang membangun fasilitas umum? Siapa yang membangun jalan raya untuk penyaluran produk perusahaan? Siapa yang memberi kemudahan dan stimulus usaha di Negara kita? Sudah majukah Negara kita? Masih perlu pembangunankah Negara kita? Lalu, Siapa yang memberikan dana pembangunan tersebut? Salah satu sumber dana pembangunan adalah dari sektor pajak. Jadi, Jangan pernah main-main dengan perhitungan laba/rugi!!! karena akan berdampak sistemik. Kalau tak mau bayar pajak, Apa kata dunia? Mengenai pajak akan kita bahas ke depan. Sekarang mari kita bahas mengenai perkembangan usaha perusahaan. Perusahaan yang selalu untung akan berkembang dengan baik. Nah, ada pertanyaan, untung yang bagaimana? Dari sudut pandang akuntansi, yang dimaksud untung di sini ialah laba operasi atau laba usaha terpisah dari hal-hal di luar usaha. Laba usaha ini akan deperbandingkan dari periode ke periode. Laba usaha diperoleh hanya dari perhitungan pendapatan usaha dikurangi beban usaha pada peride ybs. Dalam perusahaan dagang dan manufaktur sebelum dikurangi beban usaha, pendapatan usaha dikurangi dengan HPP yakni Harga Pokok Penjualan. Selanjutnya, perusahaan ingin membayar pajak. Dihitung dari laba yang mana pajak ini? Pajak dari penghasilan usaha perusahaan dihitung dari laba sebelum pajak yaitu laba operasi ditambah pendapatan di luar usaha dikurangi beban di luar usaha. Laba sebelum pajak dikali tarif yang berlaku itulah besarnya pajak yang wajib disetor melalui bank persepsi kepada kantor kas Negara. Pembayaran pajak bisa dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tertentu sebelum akhir periode/saat perhitungan pajak. Kekurangannya tinggal dibayarkan setelah perhitungan selesai. Jika kelebihan, bisa digunakan untuk pembayaran pajak periode berikutnya. By the way, sudah jelaskah mengenai laba atau rugi? Jika masih curious selalu baca blog ini ya……..

Neraca Lajur

Neraca Lajur atau kertas kerja atau bahasa inggrisnya worksheet, adalah alat Bantu dalam menyusun laporan keuangan. Walaupun penggunaanya optional(boleh tanpa neraca lajur) dalam penyusunan laporan keuangan, tetapi neraca lajur ini akan sangat membantu dalam penyelesaian laporan keuangan. Hal ini karena kita dapat mengetahui berapa laba atau rugi yang terjadi secara cepat & penyusunan akun berdasarkan nomor akun sehingga memudahkan pengklasifikasian.
Bagaimana Formatnya?

Nah, ternyata ada kolom untuk Neraca Saldo(NS), Penyesuaian(AJP), Neraca Saldo Disesuaikan(NSD), Ikhtisar Rugi/Laba(ILR), dan Neraca yang masing-masing memiliki kolom debit dan kredit. Jika dijumlahkan ada 5 kolom debit, 5 kolom kredit berarti 10 kolom. Nah format tadi disebut format 10 kolom. Format inilah yang sering dipakai.
Semuanya diringkas menjadi satu dalam neraca lajur. Kita bisa mencatat NS, ringkasan AJP, NSD, bahkan 2 laporan keuangan yaitu laporan Rugi/Laba dan Neraca.
Kelemahan Neraca lajur ialah, pengerjaannya memakan banyak waktu dan cenderung banyak kesalahan jika belum terbiasa dan dikerjakan tanpa trik.
Ada beberapa trik simple namun bisa mempercepat dan mengurangi kesalahan yaitu:
1. Range(kotak) yang kosong langsung diberi tanda strip(-), apalagi jelas bukan letak saldo normal akun dalam baris/lajur akun tersebut, kecuali AJP.
2. Isilah Neraca Saldo.
3. Selalu ingat letak kolom Debit dan Kredit.
4. Kerjakan penyesuaian di jurnal umum. Setelah selesai langsung diringkas di neraca lajur.
5. Gunakan pensil untuk saldo yang masih bisa berubah karena adanya perhitungan pajak.
6. Gunakan Penggaris untuk menghindari salah lajur. Bisa 1 atau 2 penggaris. Kerjakan langsung mblanjur hingga neraca bersamaan dengan peringkasan AJP.
7. Hitung total kolom debit dan kredit dari ILR dan Neraca saja dulu. Lalu diselisihkan. Itulah laba atau rugi sebelum pajak.
8. Jika selisihnya berbeda berarti hal yang paling tak diharapkan telah terjadi yakni KESALAHAN. Periksa kembali mulai dari hitung kembali selisihnya, totalnya, letak debit kredit, angka-angkanya, lalu jika masih belum ditemukan letak kesalahannya, jumlahkan neraca saldo(apakah balance), jika iya berarti NS tidak salah. Jumlahkan AJP(apakah balance), jika iya berarti AJP tidak salah. Jumlahkan NSD(apakah balance) jika iya berarti NSD tidak salah. Sebenarnya ada angka-angka unik yang bisa menunjukkan letak kesalahan. Tetapi akan dibahas lebih lanjut nanti.
9. Jika selisihnya sama. Selamat anda teliti!!! Tapi balance belum tentu benar lho……..
10. Jika terjadi rugi, isikan langsung selisih rugi tadi di kolom kredit ILR dan kolom Debit Neraca di bawah totalnya. Lalu hitung totalnya. Pasti balance.
11. Jika terjadi laba, bayarlah pajak demi kemajuan bangsa. Hitung pajaknya dulu sesuai kaidah perpajakan yang berlaku pada periode ybs. Kemudian lakukan seperti proses 4 hingga 7. Itulah pajak laba setelah pajak. Isikan langsung selisih laba tadi di kolom Debit ILR dan kolom Kredit Neraca di bawah totalnya. Lalu hitung totalnya. Pasti balance.
12. Anggap proses no 8 tak terjadi, berarti langsung selisihnya sama. Setelah tahap ke-11 selesai, hitung total NS & AJP. Untuk NSD gunakan cara smart, yaitu jumlah dari kolom di ILR & Neraca digabung sesuai Debit dan Kreditnya. Finally, congratulation!!! You’ve made it.